Senin, 26 November 2012

Analisis kasus bagaimana upaya agar bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri


1. Mempopulerkan Bahasa Indonesia Melalui Dunia Entertainment
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi milik bangsa Indonesia yang memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang termasuk paling mudah untuk dipelajari dan dimengerti karena bahasa Indonesia tidak membutuhkan penggunaan nada, tambahan partikel di setiap kata, maupun perubahan kata akibat perbedaan waktu seperti yang terdapat pada beberapa bahasa milik negara lain. Dengan perkembangan zaman yang semakin modern, penggunakan bahasa dunia (seperti bahasa Inggris) menjadi tuntutan utama yang harus dipenuhi seseorang dalam dunia pekerjaan. Hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan pekerja yang mampu berbahasa Inggris. Hal ini membuat mulai bermunculan sekolah maupun universitas bertaraf internasional. Sebenarnya, tidak ada yang salah jika masyarakat Indonesia belajar bahasa percakapan dunia. Namun jangan sampai hal ini membuat kecintaan seseorang terhadap bahasa Indonesia menjadi berkurang. Bahkan sampai tidak mengetahui tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika masyarakat Indonesia sendiri saja tidak mencintai bahasanya sendiri, lalu siapa yang akan melestarikan warisan bangsa Indonesia?

Menyimak tentang kepopuleran negara Korea saat ini, mulai banyak sekali masyarakat dunia (termasuk orang Indonesia) yang berbondong-bondong mempelajari segala sesuatu tentang Korea seperti budaya dan bahasanya. Melalui dunia entertainment, popularitas negara Korea semakin lama semakin berkembang. Drama, film, maupun musik Korea pun laku di kancah internasional. Kebudayaan bangsa Korea yang menarik mengakibatkan masyarakat negara luar tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang kebudayaan negara Korea. Khalayak muda Indonesia juga tidak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan dunia entertainment yang sedang terjadi di negara ginseng tersebut. Ketertarikan terhadap dunia hiburan Korea juga membuat banyak anak muda Indonesia yang tertarik untuk mempelajari bahasa Korea. Sangat disayangkan bahwa saat ini banyak anak-anak muda yang lebih mengerti tentang kebudayaan luar dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.
Membuat masyarakat lokal dan asing tertarik dengan dunia entertainment Indonesia akan membuat mereka juga tertarik dengan kebudayaan bahkan bahasa dari negara Indonesia. Menciptakan drama dan sinetron berkualitas yang dapat dijual di pasar internasional akan membuat masyarakat dunia penasaran akan negara Indonesia. Hal ini akan membuat mereka tertarik untuk mempelajari segala sesuatu tentang Indonesia. Penyanyi berbakat yang dimiliki Indonesia juga bisa menjadi aset penting bagi negara Indonesia untuk memperkenalkan bahasa Indonesia. Dengan menciptakan lagu yang enak didengar juga lirik lagu yang berkualitas akan membuat masyarakat asing tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Untuk saat ini, kita mengetahui bahwa ada begitu banyak sinetron, film, atau pun lagu yang tidak membangun. Bahkan, banyak dari karya-karya tersebut yang secara tidak langsung memberi contoh yang buruk bagi masyarakat Indonesia. Akibatnya, sebagian besar masyarakat Indonesia sendiri beralih pada suguhan luar negeri karena karya-karya asing lebih menarik untuk dijadikan hiburan. Salah satu alasan di atas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh para seniman agar dapat menciptakan karya seni yang tidak hanya dapat dijual namun apa yang dijual tersebut dapat memberikan keuntungan dari berbagai aspek.
Dunia entertainment Indonesia yang dapat dikenal oleh masyarakat dunia pastinya akan memberikan dampak positif yang berlimpah-limpah bagi negara Indonesia. Membuat masyarakat asing tertarik akan kebudayaan Indonesia tidak hanya membuat mereka tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Indonesia, namun juga tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Dengan begitu, devisa negara dari sisi kepariwisataan akan semakin meningkat. Hal ini tentunya akan semakin membuat negara Indonesia semakin dikenal oleh dunia. 

2. Berbahasa: Mempertahankan Jati Diri di Negeri Sendiri
Berniat mengetahui tentang kedudukan bahasa Indonesia di tanah air sendiri, sampailah penulis di sebuah situs milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tercantum di dalamnya mengenai Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia yang notabene merupakan tes untuk mengukur kemampuan berbahasa Indonesia melaui tes tertulis dan lisan yang sasarannya adalah karyawan instansi pemerintah maupun swasta. Timbul pertanyaan apakah uji ini cukup efektif dan menarik untuk dilakukan sementara bahasa Indonesia semakin termarginalkan di tengah kompetisi global dan justru tidak dianggap lebih penting untuk ditonjolkan dibandingkan bahasa asing.

a)Bahasa Indonesia, Bahasa Nasional, Karakter Bangsa
Bahasa merupakan ciri utama dari identitas manusia serta simbol nasional dan identitas etnik yang kuat. Ketika mendengar seseorang berbicara, kita dapat langsung menduga gender, level pendidikan, umur, profesi dan asal orang tersebut (Spolsky, 1999). Sebagai bahasa nasional yang mempunyai kedudukan sebagai lambang kebanggaan, lambang identitas, alat pemersatu dan alat penghubung antardaerah, maka semakin bahasa Indonesia memasyarakat dan mengakar dalam diri setiap warganya, semakin kuatlah jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia. Sayangnya, terkadang justru masyarakat Indonesia tidak merasa bangga terhadap bahasa Indonesia. Kurang intensifnya pelatihan bahasa Indonesia bagi warga negara asing yang belajar di Indonesia masih kerapkali kita temui di berbagai daerah. Hal ini berkebalikan dengan Jepang, dimana negeri sakura tersebut mewajibkan pelatihan bahasa Jepang bagi warga negara asing yang belajar di negeri tersebut. Masyarakat Jepang merasa bangga dengan bahasa yang mereka gunakan, dan justru dengan arogansi bahasa itulah, kita dapat melihat cerminan jati diri dan karakter yang kuat dari bangsa tersebut.

b)Terlalu Banyak Persaingan
Selain sebagai bahasa nasional, peran bahasa Indonesia sebagai bahasa negara pun semakin termarginalkan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang berkedudukan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional, serta alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi terasa belum maksimal digunakan. Bahasa Indonesia seperti kurang menarik untuk dieksplorasi oleh para penggunanya. Kompetisi global membuat bahasa asing, contohnya  bahasa Inggris makin marak diminati, berkebalikan dengan minat terhadap bahasa Indonesia. Menurut Alwasilah (2007), tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia adalah mempersiapkan pelaku dan pelibat komunikasi abad ke-21 sebagai abad kesejagatan dan persaingan. Bahkan dikatakan pula penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris adalah strategi kebudayaan agar mereka dapat bersaing dengan bangsa lain. Kedudukan Indonesia sebagai negara berkembang menyebabkan perdagangan bebas mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola interaksi pelaku pasar dan dengan keterbatasan pembatasan budaya asing yang masuk, perusahaan multinasional berlomba-lomba untuk menerapkan standar kompetensi penguasaan bahasa asing. Bahasa Indonesia dianggap tidak telalu penting untuk diperhatikan, distandardisasi dan dipelajari lebih dalam. Padahal menurut Suhendra dan Supinah (1997), seperti halnya tujuan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia yang diadakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia yang telah dibahas di atas, sebagai bahasa resmi  kenegaraan, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru dan kenaikan pangkat.

c)Peran Kita sebagai Warga Negara
Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan disebabkan oleh kekaburan pembedaan kedudukan. Kedudukan bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional menjadi semakin kabur jika bercampur aduk dengan bahasa Ibu dan bahasa asing. Pendidikan bahasa Indonesia seorang anak dimulai dari lingkungan keluarga. Selain bahasa ibu yang sering digunakan orangtua sebagai bahasa pengantar, sebaiknya orang tua dapat memperkenalkan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Penanaman bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai penghubung dapat dilakukan semenjak dini, sementara bahasa ibu tetap dapat dilestarikan dan diajarkan berdasarkan kondisi lingkungan. 

REFERENSI :
http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/15/mempopulerkan-bahasa-indonesia-melalui-dunia-entertainment-479751.html 
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/berbahasa-mempertahankan-jati-diri-di-negeri-sendiri-490307.html 

Pengaruh bahasa asing dalam perkembangan bahasa Indonesia


A. Sebab-sebab Terjadinya variasi penggunaan bahasa asing di Indonesia

a) Interferensi
Heterogenitas Indonesia dan disepakatinya bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional berimplikasi bahwa kewibawaan akan berkembang dalam masyarakat. Perkembanngan ini tentu menjadi masalah tersendiri yang perlu mendapat perhatian, kedwibahasaan, bahkan kemultibahasaan adalah suatu kecenderungan yang akan terus berkembang sebagai akibat globalisasi. Di samping segi positifnya, situasi kebahasaan seperti itu berdampak negatif terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Bahasa daerah masih menjadi proporsi utama dalam komunikasi resmi sehingga rasa cinta terhadap bahasa Indonesia harus terkalahkan oleh bahasa daerah.
Alwi, dkk.(eds.) (2003: 9), menyatakan bahwa banyaknya unsur pungutan dari bahasa Jawa, misalnya dianggap pemerkayaan bahasa Indonesia, tetapi masuknya unsur pungutan bahasa Inggris oleh sebagian orang dianggap pencemaran keaslian dan kemurnian bahasa kita. Hal tersebut yang menjadi sebab adanya interferensi. Chaer (1994: 66) memberikan batasan interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang digunakan itu.
Selain bahasa daerah, bahasa asing (baca Inggris) bagi sebagian kecil orang Indonesia ditempatkan di atas bahasa Indonesia. Faktor yang menyebabkan timbulnya sikap tersebut adalah pandangan sosial ekonomi dan bisnis. Penguasaan bahasa Inggris yang baik menjanjikan kedudukan dan taraf sosial ekonomi yang jauh lebih baik daripada hanya menguasai bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Inggris di ruang umum telah menjadi kebiasaan yang sudah tidak terelakkan lagi. Hal tersebut mengkibatkan lunturnya bahasa dan budaya Indonesia yang secara perlahan tetapi pasti telah menjadi bahasa primadona. Misalnya, masyarakat lebih cenderung memilih “pull” untuk “dorong” dan “push” untuk “tarik”, serta “welcome” untuk “selamat datang”.
Sikap terhadap bahasa Indonesia yang kurang baik terhadap kemampuan berbahasa Indonesia di berbagai kalangan, baik lapisan bawah, menengah, dan atas; bahkan kalangan intelektual. Akan tetapi, kurangnya kemampuan berbahasa Indonesia pada golongan atas dan kelompok intelektual terletak pada sikap meremehkan dan kurang menghargai serta tidak mempunyai rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.

b) Integrasi
Selain interferensi, integrasi juga dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa Indonesia. Chaer (1994:67), menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari bahasa lain yang terbawa masuk sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dan bahasa yang menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya. Contoh kata yang berintegrasi antara lain montir, riset, sopir, dongkrak.

c) Alih Kode dan Campur Kode
Alih kode ( code swiching) dan campur kode (code mixing) merupakan dua buah masalah dalam masyarakat yang multilingual. Peristiwa campur kode dan alih kode disebabkan karena penguasaan ragam formal bahasa Indonesia.
Alih kode adalah beralihnya penggunaan suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa atau bahasa lain) (Chaer, 1994: 67). Campur kode adalah dua kode atau lebih digunakan bersama tanpa alasan, dan biasanya terjadi dalam situasi santai (Chaer, 1994: 69). Di antara ke dua gejala bahasa itu, baik alih kode maupun campur kode gejala yang sering merusak bahasa Indonesia adalah campur kode. Biasanya dalam berbicara dalam bahasa Indonesia dicampurkan dengan unsur-unsur bahasa daerah. Sebaliknya juga bisa terjadi dalam berbahasa daerah tercampur unsur-unsur bahasa Indonesia. Dalam kalangan orang terpelajar seringkali bahasa Indonesia dicampur dengan unsur-unsur bahasa Inggris.

B. Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing

         Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing pertama. Kedudukan tersebut berbeda dengan bahasa kedua. Mustafa dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa kedua adalah bahasa yang dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri bahasa tersebut digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial. Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang digunakannya Bahasa Inggris dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus dengan volume, frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

          Pelaksanaan program pembelajaran dengan pengantar Bahasa Inggris tersebut mendapat berbagai kendala mengingat kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia sebagai first foreign languange (bahasa asing pertama). Artinya, Bahasa Inggris hanya menjadi bahasa pada kalangan tertentu, tidak digunakan oleh masyarakat umum seperti jika kedudukannya sebagai bahasa kedua. Hal ini menyebabkan kurangnnya interaksi anak terhadap Bahasa Inggris. Selain itu terdapat juga berbagai pendapat mengenai pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing yang bisa mempengaruhi perkembangan bahasa ibu.

         Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa secara umum terjadi masalah jika anak dikenalkan pada dua bahasa secara bersamaan pada usia dini. Terutama ketika dikenalkan pada usia pra sekolah setelah bahasa ibu sudah sering digunakan. Pendapat lainnya menjelaskan bahwa jika bahasa kedua dikenalkan sebelum bahasa pertama benar-benar terkuasai, maka bahasa pertama perkembangannya akan lambat dan bahkan mengalami regresi. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa bahasa kedua akan terperoleh ketika bahasa pertama sudah dikuasai.

                Berbagai pendapat tersebut menjadi permasalahan tersendiri mengenai pembelajaran anak usia dini yang menggunakan Bahasa Inggris dalam konteks Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia. Perlu pengembangan program yang mapan dan berkesinambungan untuk menciptakan suatau program yang memang efektif untuk diterapkan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia, mengingat kedudukan Bahasa Inggris itu sendiri sebagai first foreign language.

Pengaruh Bahasa Inggris Terhadap Kosa-Kata Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Mula-mula bahasa Sansekerta sejalan dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia sejak sebelum bahasa Indonesia memunculkan identitas dirinya sebagai bahasa Indonesia, kemudian bahasa Arab karena eratnya hubungan keagamaan dan perdagangan antara masyarakat timur tengah dengan bangsa Indonesia, lalu bahasa Belanda sejalan dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, kemudian bahasa Inggris yang berjalan hingga sekarang, salah satu faktor penyebabnya adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris. Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan, khususnya penyerapan kata-kata bahasa Inggris.

Ada dua cara penyerapan kata-kata dan ungkapan-ungkapan dari bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. Cara pertama adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam ejaan maupun pada ucapannya. Cara kedua adlah dengan menyesuaikan ejaan maupun ucapannya. Penyerapan dengan [enyesuaian pada umumnya mengacu pada ucapan kata aslinya. Dengan demikian akan terjadi  dalam ejaannya, diselaraskan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Berikut ini dapat dilihat beberapa macam pola penyerapan kata-kata dalam bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia.

 Kata-kata dalam bahasa Inggris yang berawal dengan huruf C,Ch, dan Q.

Contoh:
Inggris Ucapan Indonesia
Certificate Se(r)tifikeit Sertifikat
Censor Sensor Sensor
Canteen Kantiin Kantin
Corruption Korapsien Korupsi
Check Cek Cek
Charter Carter Carter
Chocolate Cokeleit Coklat
Character Karakte(r) Karakter
Quality Kwoliti Kualitas
Quantity Kwontiti Kuantitas
Quota Kwota Kuota
Quiz Kwiz Kuiz

Suku kata bahasa inggris yang berakhir dengan “-tion” dan “-sion”, berubah menjadi “-si
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Adoption Adopsi Mengangkat(anak)
Association Asosiasi Himpunan,ikatan
Attension Atensi Perhatian
Calculation Kalkulasi Perhitungan
Combination Kombinasi Kumpulan
Condition Kondisi Keadaan
Deportasion Deportasi Pengusiran WNA dari suatu Negara
Discussion Diskusi Pembicaraaan
Deviation Deviasi Penyimpangan
Emotion Emosi Perasaan
Vibration Vibrasi Getaran
Transportstion Transportasi Pengangkutan
Suggestion Sugesi Dorongan jiwa

Kata-kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai suku-kata akhir “-ty” akan berubah menjadi “-tas” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Activity Aktivitas Kegiatan
Facility Fasilitas Sarana
Integrity Integritas Sifat jujur
Priority Prioritas Yang diutamakan
Quality Kualitas Mutu
Reality Realitas Kenyataan
University Universitas Perguruan tinggi

Namun,  hal ini tidak berlaku untuk kata:
Inggris Indonesia Arti
Comodity Komoditi Barang dagangan
Penalty Penalty Hukuman
Royalty Royalty Pembayaran kepada pemegang hak cipta.


REFERENSI :
http://safinaanajah.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-terhadap.html
http://gabygabrielabosch.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-dalam.html
http://freezcha.wordpress.com/2009/12/24/pengaruh-bahasa-inggris-terhadap-kosa-kata-bahasa-indonesia/